Debat calon presiden republik Indonesia yang disiarkan langsung bersamaan di beberapa televisi swasta berlangsung hangat. Acara ini adalah pertama kalinya semua calon presiden dipertemukan untuk memaparkan visi dan misinya di depan audiens umum. Dipandu oleh Helmy Yahya dan Anies Baswedan, debat capres adalah acara yang harus diikuti oleh seluruh calon pemilih yang akan memberikan suaranya pada tanggal 8 Juli besok. Sebab dengan acara ini, rakyat bisa langsung menilai bagaimana calon pemimpin masa depan mereka menjawab isu yang sama, pada waktu dan tempat yang sama.
Beberapa pertanyaan yang dilontarkan kepada calon presiden adalah isu-isu yang tengah hangat dan berkembang saat ini. Mengenai undang-undang pengadilan tipikor yang harus terselesaikan pada bulan September besok, berikut tentang kondisi alat utama sistem pertahanan (alutsista) dalam negeri yang tengah menjadi sorotan. Mengenai kondisi alutsista ini tentu adalah hal yang krusial karena pada saat yang sama, Indonesia tengah menghadapi bibit-bibit konfrontasi dengan negara tetangga.
Sesi pertama berlangsung dengan cara satu pertanyaan dijawab oleh masing-masing capres dengan batas waktu selama 2 menit. Sesi kedua dijalankan sama seperti sesi pertama, namun kali ini masing-masing capres mendapat tambahan waktu satu menit untuk mengomentari program yang dipaparkan oleh calon presiden yang lain. Pada sesi kedua dilontarkan pertanyaan mengenai penanganan pungutan liar yang sudah mengakar dan membudaya dalam birokrasi Indonesia, juga tentang isu tenaga kerja Indonesia yang kerap berhadapan dengan kekerasan dan perlakuan tidak menyenangkan di negara tempat mereka bekerja.
Ketiga capres yang berlaga SBY,JK, dan Megawati menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan sesuai dengan pandangannya masing-masing. Secara garis besar saya menilai performa masing-masing capres dengan dengan cara mereka menjawab. Dari hal ini, saya lebih bersimpati dengan SBY yang menjawab dengan lugas dan jelas. SBY memaparkan pandangannya dengan jawaban-jawaban yang eksplisit, langsung mengena dengan inti pertanyaan yang diberikan. JK juga sebenarnya menjawab dengan lancar, namun jawabannya tidak sedetil SBY.
Megawati sendiri menempati posisi terendah dalam penilaian saya, karena cara menjawabnya yang berputar-putar, tidak langsung menjawab pada inti permasalahan. Kondisi ini mungkin bisa saya simpulkan secara pribadi adalah dikarenakan kedua capres yang pertama berada pada posisi incumbent. Mereka lebih tahu permasalahan yang tengah dihadapi dalam mengelola pemerintahan saat ini. Megawati, yang memang pernah menjabat presiden sebelum SBY, selama ini hanya bisa melihat dari luar. Sehingga ketika dilontarkan pertanyaan tentang kebijakan keadaan alutsista yang dihadapi Indonesia, beliau tidak menjawab dengan eksplisit. Berbeda dengan SBY yang memaparkan rancangan anggaran alutsista dengan angka-angka, menaikkannya hingga pada taraf normal yaitu 120 triliun rupiah per tahun.
Dari seluruh jawaban yang diberikan masing-masing capres, bagaimanapun keputusan akhir ada di tangan pemilih. Andalah yang akan menentukan siapa yang akan memimpin negeri yang kita tinggali selama lima tahun ke depan.