Beberapa pagi ini, saya terbangun dari tidur dan langsung meraih remote control televisi. Hal yang sangat jarang sekali saya lakukan mengingat kotak ajaib ini baru saja menempati salah satu sudut ruang di kamar tidur. Acara televisi pagi hari tergolong cukup bermutu dibandingkan dengan siang hari. Pada pagi hari, saya bisa menonton acara Kabar Pagi AnTeve yang mengulas singkat kejadian yang terekam dalam 24 jam terakhir. Yah, sejenis detik.com itu, namun tanpa klik dan scroll. Tinggal tonton dan dengar.
Selepas berita pagi, biasanya dilanjutkan dengan menonton kartun anak-anak seperti Avatar: The Last Airbender. Serial yang menceritakan tentang petualangan seorang anak pengendali kekuatan angin (kelak akan menguasai keempat unsur bumi: tanah, air, angin, api) yang dikejar-kejar oleh negeri penguasa api. Ceritanya sangat menarik ketimbang Naruto dan anime sejenisnya, dan lebih mudah untuk dicerna bagi saya pribadi.
Di antara kartun-kartun pagi yang ada di televisi, satu kartun baru yang menarik perhatian saya adalah Pororo: The Little Penguin. Audiens kartun ini memang lebih muda ketimbang Avatar, karena ia menyajikan pengajaran tentang huruf dan angka. Tokoh-tokoh yang ada di kartun Pororo adalah Pororo sendiri (penguin), Crong (dinosaurus), Poby (beruang kutub), Eddy (serigala), dan Loopy (berang-berang). Mereka hidup di pulau yang tertutup e dan salju di mana mereka bermain dan belajar di sana.
Kartun Pororo mengajarkan anak-anak usia belia tentang nilai-nilai baik kehidupan seperti tolong menolong, kejujuran, kerjasama, dan penghargaan. Pada sebuah episode, diceritakan bahwa di Loopy datang membawa stetoskop dan mengajak untuk bermain dokter-dokteran. Pasien pertamanya adalah Crong sang dinosaurus. Ketika Loopy meletakkan stetoskop di perut Crong, ia pun langsung berkata bahwa Crong sedang lapar, yang langsung dibenarkan oleh Crong.
Teman-teman yang lain pun terkaget-kaget bagaimana Loopy mampu mengetahui hal tersebut hanya dengan menempelkan alat stetoskop pada tubuh seseorang. Maka mereka mengira bahwa Loopy bisa mengetahui semuanya melalui alat tersebut.
Ketika tiba giliran Pororo, ia merasa takut dan menolak untuk diperiksa serta langsung mengakui bahwa ia pernah menjatuhkan kue milik Loopy di rumahnya. Hal tersebut terjadi pula ketika giliran Poby yang mengakui bahwa ia telah membuat sebuah bola salju raksasa yang akhirnya melindas Pororo. Semua berkata jujur atas hal-hal buruk yang telah mereka lakukan kepada teman-temannya.
Sang Loopy kemudian mengetahui bahwa kesalahpahaman telah terjadi pada teman-temannya yang mengira Pororo bisa mengetahui segala hal yang ada pada temannya hanya dengan menempelkan alat stetoskop. Dia pun mengatakan bahwa stetoskop hanya bisa mengetahui apa yang sedang terjadi pada tubuh seseorang, bukan mengetahui rahasia yang mereka simpan.
Hal baik yang diungkap pada cerita ini adalah kejujuran kepada sesama. Terbukti ketika semuanya berkata jujur pada temannya, masing-masing merasa lega dan nyaman.
Sebuah contoh yang baik untuk diajarkan kepada anak Anda tentunya.